Kamis, 02 Oktober 2014

Asal Usul Buah Bidaro

Cerita ini berasal dari Riau :


Asal Usul Buah Bidaro

      Dahulu kala di wilayah Indragiri terdapat sebuah kerajaan yang wilayahnya meliputi peranap hingga Kelayapan. Raja memerintahkan dengan sangat adil dan negerinya pun makmur sentosa. Tapi ada satu yang membuat sang Raja dan rakyat negeri itu sedih. Setelah sekian lama sang Raja dan Ratu belum dikaruniai anak.
          Raja sangat menginginkan keturunan sebagai penerus tahtanya. Ia berharap sang penerus dapat memimpin negeri yang bijaksana seperti dirinya. Raja pun meminta saran dari patih dan semua pembesar kerajaan. Raja bertanya kepada mereka semua. Apakah gerangan kesalahan yang telah dilakukannya sehingga hingga saat ini belum dikaruniai keturunan. Dalam keputus-asaan, Raja berharap seluruh peninggi kerajaan memberikan solusi.
          Akhirnya salah seorang petinggi kerajaan mengajukan agar Raja mengajukan permohonon ke khayangan. Raja pun menuruti saran tersebut dan bermeditasi kepada penguasa khayangan agar dianugrahi  anak yang selama ini dimpikannya.
          Melihat kesungguan hati sang Raja. Penguasa khayangan memberikan putri yang sangat cantik jelita. Raja senang. Akhirnya ada yang meneruskan kepemimpinannya.
          Hari berganti hari, Sang putri tumbuh menjadi putri yang cantik jelita. Kecantikan sang putri tersiar kemana-mana. kabar itu sampai pula di negeri seberang. Pangeran dari negeri seberang dan putra-putra bangsawan silih berganti mengajukan pinangan. Namun, tak satu pun pinangan yang diterima sang putri.
          Menyadari kecantiakan putrinya, Raja pun menginginkan menantu yang gagah dan istimewa. Tetapi tidak hanya gagah melainkan harus sakti mandraguna. Oleh sebab itu, Sang Raja membuat sayembara yang sebenarnya tidak masuk akal yakni mengubah aliran sungai yang biasanya dari hulu ke hilir menjadi hilir ke hulu.
          Walaupun mustahil, banyak orang tertarik mencobanya. Namun tak satu pun yang berhasil memindahkannya.
          Hari berganti hari, usia sang putri semakin bertambah. Sang Putri merasa dirinya sudah siap untuk menikah. Tapi Raja tetap pada pendiriannya. Sang putri menjadi sangat sedih. Tak seorang pun pangaeran yang bisa melakukan sayembara tersebut.
          Sang Puti demikian sedihnya dan memutuskan untuk kembali ke khayangan. Sebelum pergi ia berkata, “Aku sangat menyayangi rakyatku. Oleh sebab itu sebelum aku pergi, aku akan meninggalkan sesuatu yang akan sangat berarti bagi semua rakyatku.”
          Setelah itu dari air mata Sang Putri terjelma buah yang belum ada di dunia ini. Masyarakat negeri itu menyebutnya buah ‘badara’ atau ‘badaro’ yang berarti bauah yang diberiakan oleh dara (Putri).
          Hingga saat ini buah bandara masih dapat dinikamti oleh semua masyarakat di negeri tersebut. Setiap kali mereka memakan buh bandara, mereka kembali teringat akan nasib sang putri yang malang.

Sumber      : Buku anak Indonesia

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar