Sebuah
Senyuman
Ku pikir kisah masalaluku denganmu
akan menjadi kisah yang sangat berkesan dan takkan bisa kulupakan. Tetapi hari
ini kumenyadari kamu tak pernah mengganggapku ada. Kamu selalu acuhkan aku. Dan
itu yang membuat aku malah ingin melupakan kenangan kita.
“Abel
J.. ,“ ku menyapanya dan memberikan senyuman terindah yang ku punya.
Tetapi apa... Abel hanya menengok dan memperlihatkan wajah yang tak pernah
ingin ku lihat. Wajah sinisnya . Wajah yang sangat berbeda dengan 2 tahun yang
lalu saat ku masih bersamanya.
Oh
ya aku belum kenalin diri aku. Namaku Radella Tisya, biasanya aku dipanggil
Della. Dan Abel Radian adalah mantan kekasihku. Aku sekarang bersekolah di SMP
Tunas Bangsa dan duduk di kelas 9.
***
Sore
itu aku sedang duduk santai di depan sekolahan sambil menunggu jemputanku
datang. Tiba-tiba, dret dret .. Suara hpku berbunyi yang menandakan ada
sms.
Aku
membuka sms itu dan mengira-ngira siapa yang meng-smsku. Ternyata sms itu dari
selingkuhanku yang bernama Mario. Mario adalah anak dari ketua yayasan di
smpku. Aku gak tau apa yang membuat dia sangat tergila-gila padaku. Tetapi terpenting
dia tau kalau aku sekarang pacaran sama Abel, namun dia tetap mau jadi
selingkuhanku. Jadi orang kedua dihatiku.
“Sayang
della, lagi apa...? Udah pulang blom ? Low blom nanti kujemput,” begitulah sms
yang dikirim oleh Mario. Sangat perhatian yang membuatku juga sayang ke dia
meskipun aku sudah punya Abel.
“Lagi
nunggu jemputan ni .. Gak usah , habis ini aku juga dijemput kok,” jawabku.
Dari
gerbang sekolah munculah seorang manusia yang ku kenal . Temen deketnya Abel plus
orang yang suka ke Mario. Lalu dia menghapiriku dan duduk disebalah
kananku.
“Nunggu
jemputan ya del ?” tanyanya dengan wajah yang agak tak enak.
“Iya
ni Sin, “ jawabku dengan senyuman datar sambil tangan kananku memegang
handphone .”Oh.. pinjem hanphone km del ,” Sindy mengambil hanphoneku tanpa
bilang dulu. Sebenarnya sih bilang, tapi bilangnya pas udah ditangannya.
“y,”
jawabku singkat jelas dan padat.
dret dret ( suara sms dari hanphoneku). Aku langsung ingat kalau aku lagi sms-an sama Mario. Ku langsung
ambil hpku dari tangan Sindy. Tetapi Sindy tak membiarkannya. Dia malah
menggodaku dengan godaan yang sangat memuakan untuk didengar.
“
Mbb sayank della. Bener gak usah aku jemput sayang ? Nanti kmu sndirian disanaL ,” Sindy membaca sms itu dengan keras karena dia kira itu sms dari
Abel. Tetapi lama kelamaan suara Sindy semakin mengecil dan sampai nyaris tak
bersuara.
“Della...
del.. Kamu selingkuh sama Mario, kamu gak tau apa kalau Abel sangat sayang ke
kamu,” Sindy mengatakannya dengan suara yg sudah seperti isak, mata dan wajah
yang sudah memerah. Aku tau, pasti Sindy sangat sok dengan sms itu. Apalagi
Sindy sangat sayang pada Mario.
“emb,
“ aku hanya bisa diam terpaku dan menundukkan wajahku.
“Tega
kamu ya del, tega kamu sama aku dan Abel. Kmu tau kan kalau Abel sangat sayang
sama kamu dan aku sangat sayang ke Mario.. Kenapa kamu lakuin ini del,” Sindy
mengatakan dengan suara yang isak.
Aku
tau pasti Sindy sangat kecewa dan marah banget sama aku. Akupun memberanikan
diriku untuk melihat Sindy. Saat aku melihatnya, wajah Sindy menatapku dengan
wajah yang teramat sinis. Aku takut, tapi apa boleh buat, ini risikoku, risiko
yang harus ku hadapi.
“Maafin
aku sin, aku gak bermaksud khianatin kamu ataupun Abel. Aku sayang banget sama
Abel. Please, jangan bilang ke Abel ya L,” aku mengatakan dengan mata yang berkaca-kaca.
Lama-lama
air mata yang ku tahan tak bisa ku bendung lagi. Tangisan ini mulai membuat
hatiku kacau. Aku menangis dalam keadaan diam dan menunduk. Karna aku sangat
takut sekali melihat wajah Sindy yang sudah sangat membenciku.
“Liat
aja nanti,” Sindy mengatakan dengan wajah yang sangat emosi.
Aku
tak sempat mengelak dan menjawab kata-kata Sindy. Karna dia sudah
meninggalkanku dan membiarkanku seperti tadi. Dalam keadaan senderian... Dalam
keadaan, ku masih menangis. Wajahku sudah sangat memerah dan mataku sudah
sangat lebam. Karna ku sudah sangat-sangat lama menagis disini.
Esoknya
aku berangkat sekolah dengan keadaan yang sangat lesu. Yang pastinya akan
sangat mudah ditembak kalau saat itu aku lagi badmood . Banyak orang
yang menanyakan kepadaku kenapa aku bisa
begini. Tetapi ku hanya bisa menjawab, gak papa kok.
“Del,
kamu kenapa. Kok lesu amat,” Ani sahabatku menayakan dengan keponya.
“Gak
papa kok,” jawabku.
“Halah
gak mungkin low gak papa, udah jujur deh sama aku,” Ani memegang tanganku dan
menatapku tajam.
“Aku
emang gak papa Aniiiiii !!!!!! “ sambil melepas tangannya.
“Iya
udah, gak papa kalau kamu masih gak mau ngomong. Buy the way, Abel kemana?”
Pertanyaan
itu membuat aku tersentak. Aku kanget bukan kepalang. Karna Abel seharian ini
memang belum memberi kabar. Apa mungkin Abel sudah diberitahu Sindy. Sungguh
aku sangat takut dengan hal itu. Karna sebenarnya, aku sangat-sangat menyayangi
Abel. Tapi ya gimana lagi, semuanya memang salahku. Lagian Sindy juga gak akan
lama-lama menutup mulutnya.
“Dikelasnya
lah,” ku menjawabnya dengan memberi seutas senyuman agar Ani tidak bertanya
lagi.
“Oh..
ya udah deh. Aku mau ke kantin, kamu ikut gak?” ajak Ani.
“Gak
usah deh.”
“Oke,
aku ke kantin dulu ya.”
Ani
pergi dan meninggalkanku sendiri di dalam kelas. Emang sih udah banyak yang
dateng, tapi bagiku rasanya ini sepi banget. Tiba-tiba dret-dret , suara
hpku berbunyi dan yang berisikan pesan singkat dari Abel. Aku takut banget
ngelihat sms dari Abel. Tapi aku memberanikan diri membuka smsnya dan
membacanya.
“Del,
kita putus . Gak usah penjelas-penjelasan lagi, aku udah tau semuannya dari
Sindy. Aku gak nyangka ya kamu bisa setega itu sama aku,” ku membacanya dengan
sangat sok. Aku gak nyangka secepat itu Abel bakal putusin aku. Padahal saat
itu kami masih pacaran selama 4 bulan 3 hari.
“Bel
jangan gitu. Semua bisa ku dijelasin kok. Please kasih aku kesempatan lagi,” ku
menulis dengan keadaan yang sudang sangat kacau.
Ku
menunggu balasan sms dari dia. Tetapi apa, ku tunggu dari tadi pagi sampai bel
pulang sekolahpun tak ada balasan dari Abel. Cuma yang ada adalah sms dari
Mario, Mario dan Mario . Yang semakin mengingatkanku dengan kejadian kemarin.
Dan sejak kejadian itu, aku menjahui Mario. Meski Mario sebenarnya tak mau
menjahuiku, tetapi lama-lama dia juga menjauh dari kehidupanku.
***
Mungkin
itu yang menyebabkan kamu selalu acuhkan aku. Pasti karna kenangan masa lalu
dulu yang membuat kamu sangat tidak suka padaku. Seandainya waktu bisa
terulang, aku pasti gak akan pernah lakuin itu sama kamu. Aku pasti akan sangat
setia sama kamu. Tapi apa boleh buat, masa sekarang ya masa sekarang dan masa lalu
ya masa lalu.
Tentang
aku akan ngelupain Abel, emang iya . Tapi hari ini aku berjanji pada sebuah
bintang bakalan melupakan Abel jika dia memberikan satu saja senyuman terindah
untukku. Karna selama kita putus, waktu kelas 7 sampai sekarang kelas 9 dia tak
pernah tersenyum sedikitpun kepadaku. Dan setelah itu aku janji bakalan
menghilang dari hidupnya untuk selamanya.
“Wahai
bintang, katakan pada Abel. Aku janji gak bakal ganggu hidup dia lagi jika dia
mau memberikan satu senyuman terindahnya untukku. Aku janji atas nama Tuhan,
setelah dia memberikan senyuman itu. Aku bakal menjauh dari kehidupannya dan
takkan muncul dihadapan Abel lagi J. Aku janji itu bintang, “ wajahku tersenyum sambil terus
memandangi bintang dilangit.
Sejak
itu aku memutuskan untuk mendapatkan sebuah senyuman dari seseorang yang bernama
Abel Radian. Meski kurasa itu mustahil dan tak kan mungkin terjadi. Tetapi aku
kan tetap berusaha untuk mendapatkan satu senyuman itu.
“Della
J” para sahabat-sahabatku sontak mengagetkanku dari lamunanku
tentang Abel. Tetapi bukan Ani saja yang mengagetkanku, karna sekarang aku
sudah kelas 9 maka otomatis sahabat-sahabtku bertambah dong. Biasahnya sih
temen-temen sekelasku memanggilnya F4 ( Eph Four) yang terdiri atas aku, Ani,
Dila dan Ita.
“Iya,
apa sih. Mesti ngaggetin kalian semua,” aku bicara dengan suara yang terdengar
agak sinis.
“Yaelah
del.. del..Gak usah sinis juga keles. Kita ngaggetin kamu, karna kita
sayang sama kamu. Kita gak mau liat kamu ngelamun terus karna mikirin Abel,”
ucap Dila salah seorang sahabatku yang paling suka kepo.
“Ya maaf temen-temen, cintaku ke Abel udah
menggelapkan hati dan pikiranku. Aku gak tau harus gimana lagi. Sekali lagi
maaf ya guys, ” jawabku dengan perasaan yang sangat bersalah.
“Lho
del, bukannya kamu kemarin udah bilang bakalan ngelupain dia. Dan kamu bilang
dia sinis banget kekamu dan itu yang membuat kamu pingin ngelupain dia,” Ita
berkata sambil menatapku dengan tajam.
“Iya
sih, tapi sulit banget kalau gitu. Jadi aku bertekad bakalan ngejauin dia jika
dia mau memberikan satu senyumannya buatku. Meski rasanya tak mungkin. Udah deh
temen-temen jangan ganggu aku. Aku mau ngelamun dulu,” kututupi wajahku dengan
buku. Aku berharap teman-teman pergi dan aku bisa melanjutkan lamunanku .
“Hm,
kok sepi ya, apa temen-temen udah pergi ya,” gumanku dalam hati.
Kuletakan
buku diwajahku ke meja dan ku buka kedua bola mataku. OMG, ternyata
bener. temen-temen ninggalin aku dalam sepi. Ngakunya tadi sayang sama aku,
taunya pergi dan ninggalin aku sendiri. Tapi emang tadi yang nyuruh mereka
pergi aku sih. Hehehe.
***
F4
tanpa aku pergi ke kantin dan memesan makanan dan minuman.
“Guys,
kalian pada mau apa, biar aku pesenin,” ucap Ani kepada teman-temannya.
“Biasah,”
ucap Ita dan Dila bebarengan.
“Oke,”
Ani pergi meninggalkan kedua sahabatnya untuk memesan makanan dan minuman.
“Dil,
kok kasihan banget ya si Della, giamana kalau kita mbantu dia,” usul Ita pada
Dila.
“Iya
ni, kerjaannya ngelamun mulu, padahal pas tahun lalu dia mikirin Abelnya gak
separah itu low, ” jawab Dila menyetujui usul Ita.
“Iya,
yaudah ayo kita suruh Abel biar maafin Della dan memberikan 1 senyuman
terindahnya buat Della,” ajak Ita.
“Hayooo,
pada ngomongin apa ?” Ani datang dan mengagetkan kami berdua.
“Woy,
nyantai kali. Gak usah ngagetin juga,” ucap ita dengan nada sedikit marah.
“Ya
maaf, abis kalian kelihatannya serius banget low,” jawab Ani dengan muka tanpa
dosanya.
“Gini
low An, aku sama Dila kasihan ngelihat Della ngelamun mulu. Trus kita
rencananya mau minta ke Abel buat maafin Della + memberikan 1 senyuman
terindahnya buat Della,” jawab Ita menjelaskan.
“Oke
aku setuju, kan kalau gak salah besok tanggal 14 Maret. Itu kan ulang tahunnya
Della. Gimana kalau kita kasih kejutan buat Della dan yang ngasih kuenya Abel.
Tapi kalaupun Abel gak mau, kita suruh aja bilang HAPPY BIRTDAY aja,” Ani berkata
seolah-olah bisa membuat Abel mau melakukannya.
“OMG.
Iya bener besok ulang tahunnya Della. Kok aku baru inget ya. Oke deh aku setuju sama Ani. Ayo sekarang aja kita
datangi Abel,” jawab Dila atas kata-kata Ani tadi.
“Eh
tungu-tunggu, jangan sekarang. Gimana ini makanan yang udah kita pesen. Itu ibu
kantin udah bawa kesini. Kita nyamperin Abelnya pulang sekolah aja,” Ita
berkata sambil menunjuk ibu kantin yang berjalan sambil membawa makanan ke meja
kami.
“Oh
iya, yaudah nanti aja” jawab Ani.
Ibu
kantin pun menaruh pesanan yang Ani pesan ke meja mereka. Mereka pun langsung
melahapnya. Mungkin emang lagi pada laper .
***
Kring-kring .
Suara yang sangat disukai para murid SMP Tunas Bangsa. Ya, suara bel sekolah
yang menandakan semuat aktivitas tentang sekolah berakhir.
“Del,
ta sini !!! ” panggil Ani.
“Ya,”
jawab Ita dan Dila.
“Ayo
kita nemuin Abel,” ajak Ani.
Mereka
pergi meninggalkan kelas dan juga meninggalkan Della seorang diri. Sebenarnya
Della merasa agak tidak diperhatikan sama sahabat-sahatnya. Tetapi dia sedang
lesu dan malas menayakan mengapa dia digitukan. Ya mungkin karna ucapan Della
tadi.
Dila,Ani
dan Ita pun menelusuri setiap kelas, koridor dan semua tempat disekolah ini
untuk menemukan Abel. Akhirnya setelah menanyakan kesana kemari tentang
keberadaan Abel, mereka pun menemukan keberadaan Abel bersama sahatnya Mario.
Iya Mario, orang yang dulu membuat hubungan antara Della dan Abel rusak.
“Bel,”
ucap Ani dengan wajah agak sinis. Karena disitu ada Mario.
“Ngapain
kalian kesini,” jawab Mario dengan sinisnya. Padahal yang ditanya Abel yang
jawab malah Mario.
“Yang
ditanya siapa yang jawab siapa,” Dila pun ikut ambil bicara.
“Udah-udah
gak usah adu bicara deh, ngapain kalian kesini. Kalian sahabat-sahabatnya Della
kan ?” tanya Abel.
“Iya
bel. Bel kita bertiga minta bantuan dari kamu, pliz jangan nolak ya !
“Iya
apa ?” jawab Abel dengan muka malas.
“Besok
kan ulang tahunnya Della, kita minta kamu besok dateng ke kelasnya Della dan
ngucapin HAPPY BIRTDAY DELLA. Plis mau ya bel,” mohom Ani dan kedua sahabatnya.
“Sory
ya, aku udah gak mau ada hubungan lagi ama yang namanya Della. Sorry banget
deh,” jawab Abel dengan muka sinis.
“Ya
ampun bel, plis to lah. Kata Della dia bakalan jauh deh dari hidup kamu. Tapi
dia mau dapet satu senyuman kamu aja. Satu senyuman aja bel, untuk yang
terakhir kalinya. Setelah itu Della bakalan jauh dari hidup kamu dan gak bakal
muncul di hidup kamu,” mohon Ita dengan wajah melasnya.
“Oke
deh. Cuma kata Happy Birthday dan satu senyuman doank kan,” jawab Abel dengan entengnya.
Seketika
itu pun Abel dan Mario berlalu meninggalkan Ani, Dila dan Ita.
Sahabat-sahabatku senang bisa membuat Abel mau melakunnya.
***
At
06.00 am.
“Bel,
Happy Birthday ya,” tiba-tiba Abel datang ke kelas dan mengatakan itu. Namun ada
yang aneh rasanya. Dia tadi mengatakannya dengan tersenyum. Gak tau apa
sebabnya dia bisa gitu ke aku. Yang terpenting keinginanku terkabul. Dan
sekarang aku akan jauh dari hidupnya. Selamanya.
Karya : Imrotus Sholeha Zaqiya
Sekolah : SMPN 1 Genteng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar