Minggu, 14 Desember 2014

Cerpen "Sebuah Senyuman"



Sebuah Senyuman
         
          Ku pikir kisah masalaluku denganmu akan menjadi kisah yang sangat berkesan dan takkan bisa kulupakan. Tetapi hari ini kumenyadari kamu tak pernah mengganggapku ada. Kamu selalu acuhkan aku. Dan itu yang membuat aku malah ingin melupakan kenangan kita.
“Abel J.. ,“ ku menyapanya dan memberikan senyuman terindah yang ku punya. Tetapi apa... Abel hanya menengok dan memperlihatkan wajah yang tak pernah ingin ku lihat. Wajah sinisnya . Wajah yang sangat berbeda dengan 2 tahun yang lalu saat ku masih bersamanya.
Oh ya aku belum kenalin diri aku. Namaku Radella Tisya, biasanya aku dipanggil Della. Dan Abel Radian adalah mantan kekasihku. Aku sekarang bersekolah di SMP Tunas Bangsa dan duduk di kelas 9.
***
Sore itu aku sedang duduk santai di depan sekolahan sambil menunggu jemputanku datang. Tiba-tiba, dret dret .. Suara hpku berbunyi yang menandakan ada sms.
Aku membuka sms itu dan mengira-ngira siapa yang meng-smsku. Ternyata sms itu dari selingkuhanku yang bernama Mario. Mario adalah anak dari ketua yayasan di smpku. Aku gak tau apa yang membuat dia sangat tergila-gila padaku. Tetapi terpenting dia tau kalau aku sekarang pacaran sama Abel, namun dia tetap mau jadi selingkuhanku. Jadi orang kedua dihatiku.
“Sayang della, lagi apa...? Udah pulang blom ? Low blom nanti kujemput,” begitulah sms yang dikirim oleh Mario. Sangat perhatian yang membuatku juga sayang ke dia meskipun aku sudah punya Abel.
“Lagi nunggu jemputan ni .. Gak usah , habis ini aku juga dijemput kok,” jawabku.
Dari gerbang sekolah munculah seorang manusia yang ku kenal . Temen deketnya Abel plus orang yang suka ke Mario. Lalu dia menghapiriku dan duduk disebalah kananku.
“Nunggu jemputan ya del ?” tanyanya dengan wajah yang agak tak enak.
“Iya ni Sin, “ jawabku dengan senyuman datar sambil tangan kananku memegang handphone .”Oh.. pinjem hanphone km del ,” Sindy mengambil hanphoneku tanpa bilang dulu. Sebenarnya sih bilang, tapi bilangnya pas udah ditangannya.
“y,” jawabku singkat jelas dan padat.
dret dret ( suara sms dari hanphoneku). Aku langsung ingat kalau aku lagi sms-an sama Mario. Ku langsung ambil hpku dari tangan Sindy. Tetapi Sindy tak membiarkannya. Dia malah menggodaku dengan godaan yang sangat memuakan untuk didengar.
“ Mbb sayank della. Bener gak usah aku jemput sayang ? Nanti kmu sndirian disanaL ,” Sindy membaca sms itu dengan keras karena dia kira itu sms dari Abel. Tetapi lama kelamaan suara Sindy semakin mengecil dan sampai nyaris tak bersuara.
“Della... del.. Kamu selingkuh sama Mario, kamu gak tau apa kalau Abel sangat sayang ke kamu,” Sindy mengatakannya dengan suara yg sudah seperti isak, mata dan wajah yang sudah memerah. Aku tau, pasti Sindy sangat sok dengan sms itu. Apalagi Sindy sangat sayang pada Mario.
“emb, “ aku hanya bisa diam terpaku dan menundukkan wajahku.
“Tega kamu ya del, tega kamu sama aku dan Abel. Kmu tau kan kalau Abel sangat sayang sama kamu dan aku sangat sayang ke Mario.. Kenapa kamu lakuin ini del,” Sindy mengatakan dengan suara yang isak.
Aku tau pasti Sindy sangat kecewa dan marah banget sama aku. Akupun memberanikan diriku untuk melihat Sindy. Saat aku melihatnya, wajah Sindy menatapku dengan wajah yang teramat sinis. Aku takut, tapi apa boleh buat, ini risikoku, risiko yang harus ku hadapi.
“Maafin aku sin, aku gak bermaksud khianatin kamu ataupun Abel. Aku sayang banget sama Abel. Please, jangan bilang ke Abel ya L,” aku mengatakan dengan mata yang berkaca-kaca.
Lama-lama air mata yang ku tahan tak bisa ku bendung lagi. Tangisan ini mulai membuat hatiku kacau. Aku menangis dalam keadaan diam dan menunduk. Karna aku sangat takut sekali melihat wajah Sindy yang sudah sangat membenciku.
“Liat aja nanti,” Sindy mengatakan dengan wajah yang sangat emosi.
Aku tak sempat mengelak dan menjawab kata-kata Sindy. Karna dia sudah meninggalkanku dan membiarkanku seperti tadi. Dalam keadaan senderian... Dalam keadaan, ku masih menangis. Wajahku sudah sangat memerah dan mataku sudah sangat lebam. Karna ku sudah sangat-sangat lama menagis disini.
Esoknya aku berangkat sekolah dengan keadaan yang sangat lesu. Yang pastinya akan sangat mudah ditembak kalau saat itu aku lagi badmood . Banyak orang yang menanyakan kepadaku  kenapa aku bisa begini. Tetapi ku hanya bisa menjawab, gak papa kok.
“Del, kamu kenapa. Kok lesu amat,” Ani sahabatku menayakan dengan keponya.
“Gak papa kok,” jawabku.
“Halah gak mungkin low gak papa, udah jujur deh sama aku,” Ani memegang tanganku dan menatapku tajam.
“Aku emang gak papa Aniiiiii !!!!!! “ sambil melepas tangannya.
“Iya udah, gak papa kalau kamu masih gak mau ngomong. Buy the way, Abel kemana?”
Pertanyaan itu membuat aku tersentak. Aku kanget bukan kepalang. Karna Abel seharian ini memang belum memberi kabar. Apa mungkin Abel sudah diberitahu Sindy. Sungguh aku sangat takut dengan hal itu. Karna sebenarnya, aku sangat-sangat menyayangi Abel. Tapi ya gimana lagi, semuanya memang salahku. Lagian Sindy juga gak akan lama-lama menutup mulutnya.
“Dikelasnya lah,” ku menjawabnya dengan memberi seutas senyuman agar Ani tidak bertanya lagi.
“Oh.. ya udah deh. Aku mau ke kantin, kamu ikut gak?” ajak Ani.
“Gak usah deh.”
“Oke, aku ke kantin dulu ya.”
Ani pergi dan meninggalkanku sendiri di dalam kelas. Emang sih udah banyak yang dateng, tapi bagiku rasanya ini sepi banget. Tiba-tiba dret-dret , suara hpku berbunyi dan yang berisikan pesan singkat dari Abel. Aku takut banget ngelihat sms dari Abel. Tapi aku memberanikan diri membuka smsnya dan membacanya.
“Del, kita putus . Gak usah penjelas-penjelasan lagi, aku udah tau semuannya dari Sindy. Aku gak nyangka ya kamu bisa setega itu sama aku,” ku membacanya dengan sangat sok. Aku gak nyangka secepat itu Abel bakal putusin aku. Padahal saat itu kami masih pacaran selama 4 bulan 3 hari.
“Bel jangan gitu. Semua bisa ku dijelasin kok. Please kasih aku kesempatan lagi,” ku menulis dengan keadaan yang sudang sangat kacau.
Ku menunggu balasan sms dari dia. Tetapi apa, ku tunggu dari tadi pagi sampai bel pulang sekolahpun tak ada balasan dari Abel. Cuma yang ada adalah sms dari Mario, Mario dan Mario . Yang semakin mengingatkanku dengan kejadian kemarin. Dan sejak kejadian itu, aku menjahui Mario. Meski Mario sebenarnya tak mau menjahuiku, tetapi lama-lama dia juga menjauh dari kehidupanku.
***
Mungkin itu yang menyebabkan kamu selalu acuhkan aku. Pasti karna kenangan masa lalu dulu yang membuat kamu sangat tidak suka padaku. Seandainya waktu bisa terulang, aku pasti gak akan pernah lakuin itu sama kamu. Aku pasti akan sangat setia sama kamu. Tapi apa boleh buat, masa sekarang ya masa sekarang dan masa lalu ya masa lalu.
Tentang aku akan ngelupain Abel, emang iya . Tapi hari ini aku berjanji pada sebuah bintang bakalan melupakan Abel jika dia memberikan satu saja senyuman terindah untukku. Karna selama kita putus, waktu kelas 7 sampai sekarang kelas 9 dia tak pernah tersenyum sedikitpun kepadaku. Dan setelah itu aku janji bakalan menghilang dari hidupnya untuk selamanya.
“Wahai bintang, katakan pada Abel. Aku janji gak bakal ganggu hidup dia lagi jika dia mau memberikan satu senyuman terindahnya untukku. Aku janji atas nama Tuhan, setelah dia memberikan senyuman itu. Aku bakal menjauh dari kehidupannya dan takkan muncul dihadapan Abel lagi J. Aku janji itu bintang, “ wajahku tersenyum sambil terus memandangi bintang dilangit.
Sejak itu aku memutuskan untuk mendapatkan sebuah senyuman dari seseorang yang bernama Abel Radian. Meski kurasa itu mustahil dan tak kan mungkin terjadi. Tetapi aku kan tetap berusaha untuk mendapatkan satu senyuman itu.
“Della J” para sahabat-sahabatku sontak mengagetkanku dari lamunanku tentang Abel. Tetapi bukan Ani saja yang mengagetkanku, karna sekarang aku sudah kelas 9 maka otomatis sahabat-sahabtku bertambah dong. Biasahnya sih temen-temen sekelasku memanggilnya F4 ( Eph Four) yang terdiri atas aku, Ani, Dila dan Ita.
“Iya, apa sih. Mesti ngaggetin kalian semua,” aku bicara dengan suara yang terdengar agak sinis.
“Yaelah del.. del..Gak usah sinis juga keles. Kita ngaggetin kamu, karna kita sayang sama kamu. Kita gak mau liat kamu ngelamun terus karna mikirin Abel,” ucap Dila salah seorang sahabatku yang paling suka kepo.
 “Ya maaf temen-temen, cintaku ke Abel udah menggelapkan hati dan pikiranku. Aku gak tau harus gimana lagi. Sekali lagi maaf ya guys, ” jawabku dengan perasaan yang sangat bersalah.
“Lho del, bukannya kamu kemarin udah bilang bakalan ngelupain dia. Dan kamu bilang dia sinis banget kekamu dan itu yang membuat kamu pingin ngelupain dia,” Ita berkata sambil menatapku dengan tajam.
“Iya sih, tapi sulit banget kalau gitu. Jadi aku bertekad bakalan ngejauin dia jika dia mau memberikan satu senyumannya buatku. Meski rasanya tak mungkin. Udah deh temen-temen jangan ganggu aku. Aku mau ngelamun dulu,” kututupi wajahku dengan buku. Aku berharap teman-teman pergi dan aku bisa melanjutkan lamunanku .  
“Hm, kok sepi ya, apa temen-temen udah pergi ya,” gumanku dalam hati.
Kuletakan buku diwajahku ke meja dan ku buka kedua bola mataku. OMG, ternyata bener. temen-temen ninggalin aku dalam sepi. Ngakunya tadi sayang sama aku, taunya pergi dan ninggalin aku sendiri. Tapi emang tadi yang nyuruh mereka pergi aku sih. Hehehe.

***
F4 tanpa aku pergi ke kantin dan memesan makanan dan minuman.
“Guys, kalian pada mau apa, biar aku pesenin,” ucap Ani kepada teman-temannya.
“Biasah,” ucap Ita dan Dila bebarengan.
“Oke,” Ani pergi meninggalkan kedua sahabatnya untuk memesan makanan dan minuman.
“Dil, kok kasihan banget ya si Della, giamana kalau kita mbantu dia,” usul Ita pada Dila.
“Iya ni, kerjaannya ngelamun mulu, padahal pas tahun lalu dia mikirin Abelnya gak separah itu low, ” jawab Dila menyetujui usul Ita.
“Iya, yaudah ayo kita suruh Abel biar maafin Della dan memberikan 1 senyuman terindahnya buat Della,” ajak Ita.
“Hayooo, pada ngomongin apa ?” Ani datang dan mengagetkan kami berdua.
“Woy, nyantai kali. Gak usah ngagetin juga,” ucap ita dengan nada sedikit marah.
“Ya maaf, abis kalian kelihatannya serius banget low,” jawab Ani dengan muka tanpa dosanya.
“Gini low An, aku sama Dila kasihan ngelihat Della ngelamun mulu. Trus kita rencananya mau minta ke Abel buat maafin Della + memberikan 1 senyuman terindahnya buat Della,” jawab Ita menjelaskan.
“Oke aku setuju, kan kalau gak salah besok tanggal 14 Maret. Itu kan ulang tahunnya Della. Gimana kalau kita kasih kejutan buat Della dan yang ngasih kuenya Abel. Tapi kalaupun Abel gak mau, kita suruh aja bilang HAPPY BIRTDAY aja,” Ani berkata seolah-olah bisa membuat Abel mau melakukannya.
“OMG. Iya bener besok ulang tahunnya Della. Kok aku baru inget ya. Oke deh  aku setuju sama Ani. Ayo sekarang aja kita datangi Abel,” jawab Dila atas kata-kata Ani tadi.
“Eh tungu-tunggu, jangan sekarang. Gimana ini makanan yang udah kita pesen. Itu ibu kantin udah bawa kesini. Kita nyamperin Abelnya pulang sekolah aja,” Ita berkata sambil menunjuk ibu kantin yang berjalan sambil membawa makanan ke meja kami.
“Oh iya, yaudah nanti aja” jawab Ani.
Ibu kantin pun menaruh pesanan yang Ani pesan ke meja mereka. Mereka pun langsung melahapnya. Mungkin emang lagi pada laper .
***
Kring-kring . Suara yang sangat disukai para murid SMP Tunas Bangsa. Ya, suara bel sekolah yang menandakan semuat aktivitas tentang sekolah berakhir.
“Del, ta sini !!! ” panggil Ani.
“Ya,” jawab Ita dan Dila.
“Ayo kita nemuin Abel,” ajak Ani.
Mereka pergi meninggalkan kelas dan juga meninggalkan Della seorang diri. Sebenarnya Della merasa agak tidak diperhatikan sama sahabat-sahatnya. Tetapi dia sedang lesu dan malas menayakan mengapa dia digitukan. Ya mungkin karna ucapan Della tadi.
Dila,Ani dan Ita pun menelusuri setiap kelas, koridor dan semua tempat disekolah ini untuk menemukan Abel. Akhirnya setelah menanyakan kesana kemari tentang keberadaan Abel, mereka pun menemukan keberadaan Abel bersama sahatnya Mario. Iya Mario, orang yang dulu membuat hubungan antara Della dan Abel rusak.
“Bel,” ucap Ani dengan wajah agak sinis. Karena disitu ada Mario.
“Ngapain kalian kesini,” jawab Mario dengan sinisnya. Padahal yang ditanya Abel yang jawab malah Mario.
“Yang ditanya siapa yang jawab siapa,” Dila pun ikut ambil bicara.
“Udah-udah gak usah adu bicara deh, ngapain kalian kesini. Kalian sahabat-sahabatnya Della kan ?” tanya Abel.
“Iya bel. Bel kita bertiga minta bantuan dari kamu, pliz jangan nolak ya !
“Iya  apa ?” jawab Abel dengan muka malas.
“Besok kan ulang tahunnya Della, kita minta kamu besok dateng ke kelasnya Della dan ngucapin HAPPY BIRTDAY DELLA. Plis mau ya bel,” mohom Ani dan kedua sahabatnya.
“Sory ya, aku udah gak mau ada hubungan lagi ama yang namanya Della. Sorry banget deh,” jawab Abel dengan muka sinis.
“Ya ampun bel, plis to lah. Kata Della dia bakalan jauh deh dari hidup kamu. Tapi dia mau dapet satu senyuman kamu aja. Satu senyuman aja bel, untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu Della bakalan jauh dari hidup kamu dan gak bakal muncul di hidup kamu,” mohon Ita dengan wajah melasnya.
“Oke deh. Cuma kata Happy Birthday dan satu senyuman doank kan,” jawab Abel dengan entengnya.
“Makasih Abel,” ucap ketiga sahabatku bebarengan.
Seketika itu pun Abel dan Mario berlalu meninggalkan Ani, Dila dan Ita. Sahabat-sahabatku senang bisa membuat Abel mau melakunnya.
***
At 06.00 am.
“Bel, Happy Birthday ya,” tiba-tiba Abel datang ke kelas dan mengatakan itu. Namun ada yang aneh rasanya. Dia tadi mengatakannya dengan tersenyum. Gak tau apa sebabnya dia bisa gitu ke aku. Yang terpenting keinginanku terkabul. Dan sekarang aku akan jauh dari hidupnya. Selamanya.

 Karya : Imrotus Sholeha Zaqiya
Sekolah : SMPN 1 Genteng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar